Nyawa Yang Sekali


Hari ini, aku baru saja mengecek notifikasi. Aku merindukannya. Tapi, entah apakah ia yang kurindukan juga punya keterikatan dan keterkaitan batin yang sama? Hingga akhirnya bisa sama sama saling mendoakan. Harapanku sangat tipis sekali. Bahkan, nyaris tidak mungkin. Karena aku tak punya hak untuk bisa memastikan. Biarlah aku yang masih mendoakan. Lalu dengannya, aku pura pura tidak tahu, agar aku menjadi lebih tenang dan tak berfikir keras memaksakan kehendak.

Hari ini, juga bahagia. Karena tak sengaja muncul namanya di deretan penonton cerita Instagram. Betapa tak bungah? Berminggu – minggu aku pernah stalking akun-nya. Tapi apalah penting arti stalking bagi mereka yang tidak berani talking.

Hari ini juga, aku sengaja mengetik namanya di pencarian Google. Semoga ada kabar baik dan perkembangan tentang diri. Awalnya, aku hanya mencari jejak digitalku saja. Tapi, ternyata. Lemah juga diriku, tak tahan merindu lalu mengetik namanya. Kabar baik.

Tak seberapa penting, aku membaca berita tentangnya. Tapi, membaca namanya di kabar harian, baru saja meraih kesempatan emas untuk bisa berkarir dan melesat jauh dengan prestasinya. Kesempatan emas untuk bisa lebih menjadi orang yang bermanfaat, kesempatan emas untuk bisa terjun ke dunia yang menjadi bagian dalam mimpinya. Barangkali, beberapa bulan sejak kepergiannya kemarin adalah keputusan paling matang untuk kembali menjejakkan kaki, membuka jendela, keluar dari tempurung dunianya, lalu membangun fondasi kuat untuk fokus mencapai determinasi terbaiknya.

Kesempatan terbaik, menjadi bintang. Bagiku, kau tetaplah purnama paling terang. Bintang bintang, tak akan pernah jauh dari bulan. Benderangnya selalu menjadi penerang, dan aku menganggap bahwa cahyamu bersinar bisa menjadi lebih terang dan denyarnya tak pernah menyakitkan mata yang membutuhkan.

Berusahalah lebih keras lagi, lebih hebat lagi, lebih mantap lagi. Langkahmu hari ini, tak akan pernah sia – sia. Jika memang pernah tertinggal, karena kau harus kembali mengulang langkah, bahkan kini harus lebih berlari, lebih cepat, lebih kilat, dan yang lain merangkak. Tetaplah kuat! Tiket ini tak akan pernah tertukar dengan emas dan perak. Pelajaran yang tak dapat terulang sekali dua kali. Pilihannya, jika memang mau mencoba; bisa jadi lebih baik, atau barangkali akan jatuh terjungkal gagal. Maka, ambillah langkah yang tepat untuk sebuah jalan yang panjang.

Seorang manusia, hanya punya nyawa sekali dalam hidup. Jangan takut mati, lalu dengan setengah hati menjalani hidup sia sia tiada arti. Jangan takut menjalani hidup. Karena harus takut gagal, jatuh, ringkih, terkilir, lalu tak jua bangkit. Tenanglah, berjuanglah. Jika sakit, ada aku yang akan mengobati. Jika harus gagal, pilihan mana yang lebih kau terima? Menyesal karena gagal mencoba? Atau memang menyesal karena tak mau lagi mencoba?

Berjuanglah, sepenuh hati. Bahagialah hidup dan mati. Kesempatan emas ini tak akan pernah terulang lagi, begitu pula dengan waktu tak akan pernah kembali. Lalu, jika memang harus menyiakanku pergi, sendiri. Bahkan aku tak akan pernah sama dan memeluk doa untukmu lagi.

Lan tarji’al ayyamul latii madhat

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *