Menuju Akhir Hayat

Nuhbatul Fakhiroh Maulidia

Tidak Ada Karya Terbaik, Karya Terbaik Adalah Karya Selanjutnya

Tag: Mahfudzat

  • Bukan Salah Ucap! Kamu Salah Berfikir!

    Begitu pesan guruku, saat itu. Masih sangat teringat jelas, sebelum membekukan diri, sibuk berintrospeksi. Padahal, sesungguhnya, pokok dari kesalahannya sama. Salah kata, salah ucap, salah arti salah makna. Aku acap kali berusaha untuk menyuarakan pendapat, apa yang berada dalam benak, pertanyaan-pertanyaan bodoh, yang sebenernya kurasakan bahwa itu murni dari ketidaktahuanku. Tapi malah berujung pembodohan bagi…

  • Kembali Berbuah

    Sekian warsa, merantau ke ujung kota. Dari yang tak pernah terduga, memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran, tidaklah cukup mampu menahan rasa rindu yang akan dirasakan bertahun-tahun lama. Bukan ingin untuk meninggalkan sanak saudara, jauh pergi. Ini adalah angan untuk terbang bersama doa-doa yang selama ini terpanjat siang dan malam. Pamit pada Ayah dan Ibu, untuk…

  • Nyawa Yang Sekali

    Hari ini, aku baru saja mengecek notifikasi. Aku merindukannya. Tapi, entah apakah ia yang kurindukan juga punya keterikatan dan keterkaitan batin yang sama? Hingga akhirnya bisa sama sama saling mendoakan. Harapanku sangat tipis sekali. Bahkan, nyaris tidak mungkin. Karena aku tak punya hak untuk bisa memastikan. Biarlah aku yang masih mendoakan. Lalu dengannya, aku pura…

  • Sekolah Pertama

    Hampir setiap nafas, Ibuku sebagai sekolah pertamaku mengenalkanku tentang dunia. Ibu berpesan, “bahwa dunia memang harus bisa kau genggam. Tapi, jangan lupa ada akhirat yang harus pegang erat.” Huruf demi huruf, menjadi kata lalu dirangkai menjadi kalimat. Aku lancar berbicara. Membaca dan menulis, bukan hanya tentang alfabet dan angka. Tapi juga hijaiyah yang akan menjadi password menuju Syurga. Bagaimana…

  • Apa Bedanya Kamu Dengan Monyet?

    Mereka makan, mereka bersenang senang, mereka memuaskan nafsunya, mereka bersama kerabatnya dan juga sahabatnya? Terkadang iri, rebut makan sana – sini, juga kemudian tidur bergelimpangan sana sini. Mereka saling bergelayut dari pohon ke pohon lain, hanya untuk mendapatkan sepotong buah hasil curian, kemudian duduk di tempat paling nyaman. Kalau perutnya kenyang, tinggal buang sisa yang…